Friday, February 02, 2007

Sejumlah Proyek Bermasalah Diminta Bongkar

Written by Redaksi
Feb 02, 2007 at 08:20 AM
Medan (SIB) Semua proyek fisik BRR Perwakilan Nias akan melalui proses audit kualitas secara ketat oleh.........
manajemen penjaminan mutu atau Quality Assurance (QA) BRR Perwakilan Nias. Proses audit mutu dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan maupun setelah bangunan didirikan.Demikian keterangan Kepala Perencanaan dan Pengawasan BRR Perwakilan Nias T Nirarta Samadi PhD melalui Manajer Komunikasi dan Informasi Publik BRR Nias Emanuel Migo di Gunungsitoli, Selasa (23/1). Menurut Nirarta atau biasa disapa Koni, BRR Nias kini memiliki Manager QA yang sedang melakukan audit terhadap proyek yang telah dan sedang dikerjakan, maupun proyek-proyek pada Tahun Anggaran (TA) 2007 yang kini dalam proses penyiapan pelelangan.“Sesuai prinsip Build Nias Back Better atau membangun kembali Nias yang lebih baik, maka proyek-proyek fisik maupun non fisik harus benar-benar seuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan pada masing-masing sektor. Jika setelah diaudit dan ternyata tidak memenuhi syarat maka diminta untuk direview atau dibongkar dan dibangun kembali”, ujar Koni.Koni menambahkan, kalau pada tahun-tahun sebelumnya audit mutu hanya dilakukan setelah bangunan berdiri, maka sejak tahun 2007 audit mutu akan dilaksanakan mulai perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan, bahkan juga pada saat pelelangan.“Pelelangan yang baik akan menghasilkan kontraktor yang baik yang tentunya memiliki peluang untuk menghasilkan kualitas konstruksi yang baik, ujar Koni.Bongkar Bangunan yang Tidak Memenuhi Standar MutuDi tempat yang sama Manager QA BRR Perwakilan Nias Ir Agus Suroso MSc menerangkan hingga saat ini telah dilakukan audit terhadap beberapa proyek fisik yang dikerjakan tahun 2005 maupun tahun 2006. Beberapa proyek fisik dinyatakan tidak memenuhi standar kualitas dan diminta untuk diperbaiki atau dibongkar seperti, bangunan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Gunungsitoli.Menurut Agus, pihaknya telah mengirim surat teguran dan meminta rekanan yang mengerjakan bangunan tersebut untuk memperbaiki bangunan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan dalam periode waktu yang diijinkan oleh kontrak kerja. (A6/l)

Kualitas Proyek BRR Nias Diaudit Ketat

Medan, (Analisa) Jumat, 2 Februari 2007
Semua proyek fisik BRR Perwakilan Nias melalui proses audit kualitas oleh manajemen penjaminan mutu atau Quality Assurance (QA) BRR Perwakilan Nias. Proses audit mutu dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan maupun setelah bangunan didirikan.
Demikian keterangan Kepala Perencanaan dan Pengawasan BRR Perwakilan Nias T Niarata Samadi PhD melalui Manager Komunikasi dan Informasi Publik BRR Nias Imanuel Migo di Medan.
Menurut Nirarta, BRR Nias memiliki Manager QA yang sedang melakukan audit terhadap proyek yang telah dan sedang dikerjakan, maupun proyek-proyek Tahun Anggaran (TA) 2007yang kini dalam proses penyiapan pelelangan.
"Sesuai prinsip Build Nias Back Better atau membangun kembali Nias yang lebih baik, maka proyek-proyek fisik maupun non fisik harus benar-benar sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan pada masing-masing sektor. Jika setelah diaudit dan ternyata tidak memenuhi syarat maka diminta untuk direview atau dibongkar dan dibangun kembali," sebutnya.
Koni menambahkan, kalau pada tahun-tahun sebelumnya audit mutu hanya dilakukan setelah bangunan berdiri, maka sejak tahun 2007 audit mutu akan dilaksanakan mulai perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan, bahkan juga pada saat pelelangan.
"Pelelangan yang baik akan menghasilkan kontraktor baik yang tentunya memiliki peluang untuk menghasilkan kualitas konstruksi yang baik," ujar Koni.
DIBINGKAR
Pada tempat yang sama Manager QA BRR Perwakilan Nias Ir Agus Suroso MSc menerangkan, hingga saat ini telah dilakukan audit terhadap beberapa proyek fisik yang dikerjakan tahun 2005 maupun tahun 2006.
Beberapa proyek fisik dinyatakan tidak memenuhi standar kualitas dan diminta untuk diperbaiki atau dibongkar, seperti bangunan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Gunungsitoli.
Menurut Agus, pihaknya telah mengirim surat teguran dan meminta rekanan yang mengerjakan bangunan tersebut untuk memperbaiki bangunan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan dalam periode waktu yang diijinkan oleh kontrak kerja. (msm)

Ratusan KK Korban Gempa di Nias Barat Belum Tersentuh

Gunungsitoli, (Analisa) Jumat, 2 Februari 2007
Dua tahun pasca gempa dan tsunami yang melanda Kabupaten Nias pada 25 Desember 2003 lalu, ratusan kepala keluarga (KK) di wilayah barat Kabupaten Nias, hingga sat ini belum tersentuh. Baik bantuan dari NGO (Non Goverment Organizer) maupun dari pemerintah RI melalui BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) Perwakilan Nias.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Bidang Penanganan Bencana Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Sumatera Utara, Ir. Y Restu Gulo, SH kepada Analisa di Sekretariat PDP Kabupaten Nias Jalan Diponegoro Gunungsitoli, Kamis (1/2). Padahal alokasi dana yang diperuntukkan untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi Nias tahun anggaran 2007, Rp1,2 triliun.
Dijelaskan sesuai hasil investigasi di daerah pesisir pantai barat yang dilanda bencana tsunami dua tahun lalu meliputi 9 dusun yang tergabung dalam 6 desa di kawasan barat Kecamatan Mandrehe Barat belum tersentuh pembangunan rumah. Kawasan ini merupakan daerah terparah mengalami kerusakan saat terjadi bencana tsunami serta terbanyak menelan korban jiwa selain Kecamatan Sirombu.
Adapun kawasan korban tsunami yang masih belum tertangani pembangunan sarana dan prasarana oleh BRR tersebut masing-masing, Desa Onozalukhu You, Hilisoomi, Dusun Lakholi, Dusun Hiliwamuwu, Hiligeo, Hiligawoni Desa Sitolu Banua, Fadoro, Dusun Faondrato Desa Iraonogambo, Dusun Lasara Siheneasi Desa Lasara Baene dan Dusun Tugalagawu perbatasan Kecamatan Alasa.
Selain itu kata Gulo, sesuai data yang diperoleh 380 KK korban tsunami yang belum terdata di Satlak PBP Nias dan BRR sendiri di kawasan pantai barat Pulau Nias tersebut ada 6 rumah ibadah gereja hancur total, satu unit gedung SD Negeri Siheneasi yang kondisinya rata dengan tanah sehingga para siswa sampai saat ini belajar di tenda darurat.
PRIORITAS
Untuk itu diminta Kepala BRR Perwakilan Nias, William Sabandar sebagai pimpinan tertinggi BRR Perwakilan Nias untuk memprioritaskan pembangunan di sepanjang pasisir pantai barat Pulau Nias yang sampai saat ini belum tersentuh. Sebanyak 380 KK korban tsunami dikawasan itu hampir 70 persen telah mengungsi di berbagai daerah dan 30 persen lainnya mendirikan rumah darurat untuk tempat tinggal.
Diharapkan dalam penggunaan dana yang dialokasikan untuk Nias tahun anggaran 2007 senilai Rp. 1,2 triliun agar lebih memprioritaskan pada penanganan pembangunan di Kecamatan Mandrehe Barat.
Kemudian kepada BRR Nias agar pembangunan 225 unit rumah korban bencana yang telah ditinggalkan pembangunannya oleh PT “U A” agar dapat dilanjutkan kembali pembangunannya dengan mem prioritas kan rekanan setempat sebagaimana yang disepakati. (kap)